Pages

Tampilkan postingan dengan label 4 Stars. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 4 Stars. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Januari 2017

Review: Di Tanah Lada

Judul: Di Tanah Lada
Penulis: Ziggy Zesyazeoviennazabrizkie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Agustus 2015 (Cetakan I)
Tebal: 244 Halaman
ISBN: 978-602-03-1896-7

Mungkin agak telat karena saya baru membaca novel ini dua hari yang lalu, namun saya tetap ingin berbagi kesan saya terhadap novel ini karena saya suka cara bercerita penulisnya.

Awal mula saya tahu mengenai novel ini tentu saja dari fanpage Gramedia, lalu saya pikir nama penulisnya unik sekali. Kemudian saya beralih ke Goodreads dan waktu itu tentu saja belum banyak yang me-review.

Barulah pada akhir 2016 saya tiba-tiba penasaran dengan novel ini dan review di Goodreads sudah banyak yang memuji-muji novel ini. Sebenarnya bukan hal yang aneh, karena novel ini Pemenang II Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta.

---

Di Tanah Lada menceritakan tentang Ava--panggilan dari Salva, seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang hubungan keluarganya tidak harmonis. Ayahnya suka marah, membentak, emosional terhadap hal-hal kecil sekali pun. Ibunya hanya bisa menerima kelakuan ayahnya, meskipun kadang suka membalas teriakannya.

Ava sangat pintar untuk ukuran anak-anak seusianya. Ia selalu membawa kamus yang diberikan oleh Kakek Kia--bapak ayahnya. Jika ada kata-kata yang tidak ia tahu maknanya, ia langsung mencari di kamus. Oleh karena itu, ia tumbuh menjadi anak yang selalu menggunakan bahasa baku.

Kemudian, setelah Kakek Kia meninggal dunia, ayahnya memaksa Ava dan ibunya untuk pindah ke Rusun Nero. Di sana ia bertemu dengan anak laki-laki bernama P, yang berusia 10 tahun. Ava merasa 'P' bukanlah nama, maka ia memanggilnya dengan sebutan Pepper.

P termasuk anak yang baik hati dan pintar karena ia selalu diajari oleh Mas Alri dan Kak Suri, dua orang yang tinggal di Rusun Nero juga. Ava pun akhirnya mengenal mereka berdua. 

Suatu ketika, P dan Ava ingin pergi bersama ke rumah Nenek Isma--nenek Ava, yang berada di luar pulau Jawa. Perjalanan mereka berdua menjadi perjalanan yang tak akan pernah mereka lupakan.

---

Ketika membaca Di Tanah Lada, saya berulang kali dibuatnya senyum-senyum karena membaca lucunya kelakuan dan bahasa yang digunakan Ava. Ava memang anak yang polos, namun kadang bahasanya membuat ia terdengar seperti orang yang sudah dewasa.

Sekilas, mungkin novel ini seperti hanya menceritakan kehidupan Ava yang menyedihkan, karena di usianya yang masih kecil, ia sudah harus menerima kelakuan ayahnya yang tidak manusiawi. Namun, novel ini bukan sekadar itu. Ada banyak hal dan pelajaran yang kita dapat saat membaca novel ini.

Sebenarnya, novel ini bukan melulu tentang Ava. Kehidupan P juga tak jauh merana. Ayahnya bahkan sering menyiksanya. Dibanding dengan Ayah Ava, Ayah P jauh lebih tidak punya hati. Di akhir novel, terkuaklah masa lalu P yang sebenarnya saya sudah bisa menduganya.

Hal yang saya sesali dari novel ini adalah, kenapa hanya masa lalu P yang dikupas tuntas? Bagaimana dengan Ava? Siapa tahu dulu ibu dan ayahnya juga memiliki rahasia? Selain itu, penyelesian novel ini juga membuat saya kecewa, karena saya kurang suka saja dengan cara penyelesaian seperti itu hehe.. kalau ini penilaian subjektif, sih.

Selasa, 08 Desember 2015

Review: Maryam


Judul: Maryam
Penulis : Okky Madasari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Februari 2013 (Cetakan II)
ISBN: 978-979-22-9384-5

Maryam Hayati adalah seorang perempuan yang terlahir dari keluarga Ahmadiyah dan tinggal di daerah pesisir Lombok. Sejak kecil, Maryam harus terbiasa dengan kata 'sesat' yang ditujukan kepadanya maupun keluarganya. Hingga saat ia menempuh kuliah di Surabaya dan tinggal bersama keluarga kenalan Ayahnya yang juga Ahmadiyah, ia masih taat dan rajin mengikuti pengajian Ahmadiyah dan dijodoh-jodohkan dengan salah satu pemuda Ahmadiyah yang bernama Gamal. Saat Maryam baru merasakan apa yang dinamakan dengan jatuh cinta, ia juga harus merasakan apa yang dinamakan dengan patah hati. Karena Gamal ternyata malah membangkang dan berkata bahwa ajaran Ahmadiyah itu sesat setelah ia pergi observasi ke Banten untuk menyelesaikan kuliahnya. 

Setelah lulus kuliah, Maryam pun bekerja di Jakarta. Di sana, ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Alam yang sangat memikat hatinya. Mereka saling mencintai dan berencana menikah. Sayangnya, Alam bukan berasal dari Ahmadiyah. Hal inilah yang membuat kedua orangtua Maryam menyuruh Maryam agar putus dengan Alam. Namun, Maryam bersikeras tidak menginginkan hal itu. Alam juga tidak mau ikut menjadi Ahmadiyah. Sehingga, akhirnya Maryam harus benar-benar meninggalkan keluarganya dan Ahmadiyah yang selama ini telah melekat di hatinya.

***

Perjalanan hidup Maryam dan keluarganya yang minoritas dan penuh dengan lika-liku membuat saya sebagai pembaca merasa terhanyut dan terbawa perasaan karena Okky Madasari mahir memainkan kata-kata dan mengolah jalan cerita dengan menarik. Sebagai sesama perempuan, saya mengerti perasaan Maryam yang ingin mempertahankan cintanya dengan Alam, namun di lain hal, harus juga mempertahankan keyakinan yang telah ia pegang sejak lahir.

Selain itu, sikap ibu mertua Maryam yang seakan selalu menyindir Maryam dengan kata 'sesat' walaupun tidak secara jelas ditujukan kepada Maryam, juga saya rasa banyak orang-orang seperti itu. Apalagi saat mengetahui bahwa Maryam belum hamil setelah beberapa tahun menikah.

Terlebih lagi, penderitaan keluarga Maryam yang diusir dari tanah yang dimilikinya sendiri hanya karena mereka kaum minoritas sangat menyentuh hati dan membuat sedih. Bagaimana bisa orang-orang bersikap kejam dan beringas terhadap sesama manusia hanya karena mereka dianggap sesat?

Namun, entah mengapa di bagian belakang novel ini, jalan ceritanya menjadi kurang menarik dan agak bertele-tele sehingga membuat saya agak bosan dan ingin cepat-cepat menyelesaikan novel ini.



Jumat, 24 Oktober 2014

Review: Juragan Haji

Judul Buku      : Juragan Haji
Penulis             : Helvy Tiana Rosa
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Tahun              : Agustus, 2014
Tebal               : 188 halaman
Harga              : Rp. 44.000,00          

            Buku yang memuat 18 cerita pendek Helvy Tiana Rosa ini  membuat saya semakin mencintai sastra karena sang penulis memilih diksi yang dapat menggetarkan hati. Ide-ide cerdas yang dituangkan oleh Helvy sarat dengan kritik sosial dan mayoritas mengambil latar di daerah-daerah konflik seperti Ambon, Timor Timur, Aceh, Sampit, dan bahkan daerah konflik luar negeri seperti Palestina dan Serbia.

            Para pembaca akan disambut oleh cerpen berjudul Cut Vi yang sangat inspiratif dengan kalimat awal:

Aku ingin menjadi istrimu. Aku percaya pada apa yang kulakukan dan tak peduli bila terkesan aku yang melamarmu. Lagi pula apa salahnya meminta pria berbudi menjadi suami? Maka, Agam, sudikah?
            Selain mengambil latar di berbagai daerah konflik, Helvy juga menghadirkan kritik sosial seperti korban kekerasan dalam rumah tangga dan juga anak-anak pekerja di luar negeri. Namun, ada cerita pendek yang tidak terlalu serius dan mengandung humor seperti cerpen berjudul Titin Gentayangan.

            Ada juga cerita pendek berjudul Mencari Senyuman yang berbentuk seperti naskah drama yang dapat mengundang senyum namun juga dapat membuat kita berpikir kembali tentang arti senyuman yang sebenarnya.

Juragan Haji sendiri, yang dipakai menjadi judul buku ini mengambil tema dan diksi yang tidak terlalu serius dan tidak sarat dengan nuansa sastra. Juragan Haji bercerita tentang seorang pembantu rumah tangga yang ingin seperti majikannya, dapat berkali-kali menunaikan ibadah haji.

Kumpulan cerita pendek pilihan yang ditulis oleh Helvy dalam rentang 1995-2005 ini pernah dibukukan dengan judul lain yaitu Bukavu pada tahun 2008. Cerpen berjudul Kivu Bukavu dalam buku ini terinspirasi dari Ernest Hemingway yang sangat memuji Kivu, sebuah danau di kota Bukavu, Negara Rwanda, Afrika.

Dalam buku ini juga terdapat sebuah cerita pendek yang telah mendapatkan penghargaan sebagai Cerpen Terbaik Majalah Sastra Horison (1990-2000), berjudul Jaring-Jaring Merah dengan tokoh utama sang ‘aku’ yang biasa dipanggil Inong disangka gila oleh warga dan dirawat oleh seorang perempuan bernama Cut Dini. Cerpen ini mengambil latar di daerah Aceh.

Berbagai cerita pendek yang berlatar di daerah konflik membuat kita seakan benar-benar masuk dan mengalami peristiwa-peristiwa tersebut. Dengan para tokoh utama yang mayoritas perempuan yang digambarkan memiliki sifat pemberani, idealis, dan istiqomah mungkin akan membuat para pembaca yang telah mengenal sang penulis bahwa tokoh-tokoh utama ini merupakan representasi sifat-sifat Helvy.


Membaca buku ini dapat mendidihkan emosi juga membuat kita semakin peka dan kritis. Helvy seakan mengajak kita berteriak untuk menyuarakan emosi dalam hati dengan cara menulis yang puitis. Jika ingin membaca cerita pendek namun seperti membaca puisi, buku inilah jawabannya.

Selasa, 04 Februari 2014

Secret Santa 2013: Tokyo dan Holland

Judul : Tokyo
Pengarang : Sefryana Khairil
Penerbit : GagasMedia
Terbit : 2013
Halaman : 336

Sinopsis:
Pembaca tersayang,

Musim panas di Tokyo selalu memiliki banyak warna. Sefryana Khairil, penulis Sweet Nothings dan Coba Tunjuk Satu Bintang mengajak kita berkeliling negeri sakura bersama dua wartawan bernama Thalia dan Tora.

Keduanya dipertemukan oleh sebuah lensa. Lalu, Danau Shinobazu membuka mata keduanya tentang bahwa kenyataan sering sekali berbeda dengan asumsi mereka pada awalnya. Thalia dan Tora berbagi tawa dan saling menyembuhkan. Hingga mereka sama-sama ragu, benarkah semuanya hanya sekadar kebetulan? Atau ini adalah satu dari misteri Ilahi yang mereka belum temukan jawabannya?

Setiap tempat punya cerita.
Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari timur yang sarat akan aroma lembut bunga sakura. 

Enjoy the journey,

EDITOR

Review:
Thalia adalah seorang fashion editor sebuah majalah perempuan yang ditugaskan ke Tokyo untuk meliput pameran fashion internasional. Thalia pikir, hal tersebut sangat tidak boleh disia-siakan karena ia akan bertemu dengan Dean, pria yang pernah menjadi kekasihnya dan masih ia impi-impikan untuk menjadi pasangan hidupnya kelak. Namun, Dean masih tetap sibuk dengan pekerjaannya dan seolah mengabaikan Thalia. 

Tora adalah seorang reporter majalah LiveLife yang juga ditugaskan ke Tokyo untuk meliput kegiatan disana. Selain itu, Tora juga berniat untuk menemui Hana, wanita yang sangat ia cintai namun sayangnya memutuskan hubungan mereka. 

Takdir mempertemukan Thalia dan Tora. Tora tidak sengaja menabrak Thalia dan menyebabkan lensa kamera limited edition-nya retak. Mulai dari situ, keduanya bergantian memakai kamera Tora dan mereka berdua menjelajah Tokyo sambil mencoba mengerti satu sama lain.

Ini adalah kali pertama aku membaca karya Sefryana Khairil. Aku suka rangkaian kata yang ditulis olehnya, mungkin karena ia lulusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta :D

Banyak quotes bertebaran dalam novel ini. Seperti ini contohnya:

“Loving someone is never easy. Orang bilang cinta itu sederhana. Meski seringnya cinta tak sesederhana yang kita kira.”


Judul : Holland
Pengarang : Feba Sukmana
Penerbit : Bukune
Terbit : November 2013
Halaman : 289

Sinopsis:
Sejak menjejakkan kaki di Bandara Schiphol, Belanda, dan udara dingin menyambutnya, Kara tak lagi merasa asing. Mungkin, karena ia pun telah lama lupa dengan hangat.

Belasan ribu kilometer dari orang-orang tercinta, ia berharap bisa bersembunyi. Dari masa lalu, luka, dan cinta. Nyatanya, semua itu harus ia temukan lagi dalam kotak tua yang teronggok di sudut kamarnya. Kini, Kara tahu: Ibu yang pergi, Kara yang mencari. Tak ada waktu untuk cinta.

Namun, kala senja membingkai Leiden dengan jingga yang memerah, Kara masih ingat bisik manis laki-laki bermata pirus itu, “Ik vind je leuk”—aku suka kamu. Juga kecup hangatnya. Rasa takut mengepung Kara, takut jatuh cinta kepada seseorang yang akhirnya akan pergi begitu saja. Dan, meninggalkan perih yang tak tersembuhkan waktu. Seperti Ibu.

Aku tidak berada di sini untuk jatuh cinta, ulangnya dalam hati, mengingatkan diri sendiri.

Di sudut-sudut Leiden, Den Haag, Rotterdam, dan Amsterdam yang menyuguhkan banyak cerita, Kara mempertanyakan masa lalu, harapan, masa depan, juga cinta. Ke manakah ia melangkah, sementara rintik hujan merinai di kanal-kanal dan menghunjam di jantung kota-kota Negeri Kincir Angin yang memesona?

Alles komt goed—Semua akan baik-baik saja, Kara.

Review: 
Kara adalah seorang gadis Indonesia yang memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Belanda. Selain itu, ia juga ingin mencari potongan dari kehidupannya yang telah lama menghilang. Hanya saja, ia datang ke Belanda bukan untuk jatuh cinta. Berkali-kali ia tanamkan kata-kata itu di kepala. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan Rein, pemuda Belanda bermata pinus yang mahir menggambar.

Lama kelamaan, Kara menjadi sering menghabiskan waktu bersama Rein dan melupakan tujuan utamanya datang ke Belanda.

Feba Sukmana memberikan para pembaca dengan banyak informasi mengenai Belanda. Kota-kotanya, kebudayaannya, dan lain sebagainya. Dan juga, dalam novel ini mayoritas digambarkan saat suasana sedang hujan. Which is, my favorite weather.


SECRET SANTA 2013

Well, maaf yang sebesar-besarnya ditujukan untuk Santa-ku karena aku baru sempat membuat postingan hari ini :D 
Santa-ku ini baik sekali memberikanku 2 buku yang tidak ada di wishlist-ku. Hehehe... Tapi nggak apa-apa. Dikasih buku apa aja, aku udah seneng kok.
Nah, si Santa ini ngirim bukunya lama banget! Pokoknya aku sampe sempet mikir kalau Santa mau ngasih The Cuckoo's Calling. Hahaha... sumpah ini kepedean!


Yang di atas itu adalah riddle dari sang Santa. Awalnya, aku bener-bener gelap dan nggak tau apa-apa. Akhirnya, setelah posting bareng buku dan riddle dari si Santa, aku dapet pencerahan nih. Kota harum? Banyuwangi? Banyu itu yang kutahu, artinya air yang sama dengan Tirta :p Dan paling bawah kertasnya itu ada RP I. Itu tuh, inisial judul blog Kak Tirta di I Prefer Reading yang dibalik! Gimana? Aku bener, kan? Tunjukkan dirimu, Kak Tirta! :D

Kamis, 19 Desember 2013

Review: Then I Hate You So

Judul: Then I Hate You So
Pengarang: Andry Setiawan
Penerbit: Penerbit Haru
Terbit: Maret 2012
Halaman: 319

Sinopsis:
Suatu malam aku menyadari bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu. Saat aku menyadari hal itu, kau tiba-tiba menghilang.

Semuanya berawal dari bencana tsunami yang mengguncang Jepang.

Itoyama Luca mengira dia sudah memiliki segalanya. Kepintaran, karir yang sukses, bahkan tampang yang keren. Tapi semuanya seolah tidak berarti setelah bencana itu. Kekacauan di Jepang membuat sebuah perasaan yang sempat menghilang muncul kembali. Dan takdir pun menuntunnya menyelesaikan perasaan anehnya itu.

Han Naran, model cantik yang wajahnya menghiasi papan iklan Korea itu berhasil menyembunyikan isi hatinya selama tujuh tahun. Bencana alam Jepang membuat perasaan itu bangkit kembali dan malah semakin menggebu.

Review:
Jujur, aku bukan penikmat novel dengan tokoh yang memiliki nama-nama Jepang atau Korea. Susah dihapal. Hehe... Begitu juga dengan Season Series-nya Ilana Tan. Mungkin ini masalah selera saja. Toh, akhirnya aku juga suka dengan novel-novel Ilana Tan. 

Nah, awal-awal membaca novel ini, tentu saja aku membacanya dengan malas-malasan. Tapi kok, baru baca bab pertama saja aku sudah merasa penasaran, ya? Ya sudah, aku lanjut membaca novelnya. Dan mulai mencoba menghapal nama-nama yang menurutku susah dihapal itu.

Dan akhirnya! Yap, setelah selesai membaca novel ini, komentarku adalah such a touching story with a sweet ending. Untungnya novel ini akhirnya bahagia. Seperti novel I For You-nya Orizuka, walaupun sepanjang jalan ceritanya ada sedih dan emosinya, namun akhirnya tetap bahagia. Hore! :D

Aku nggak akan ngasih tahu jalan ceritanya gimana, lebih baik baca novelnya aja. Lagipula, sinopsis di atas sudah mencerminkan isi novelnya, kok.

Btw, sejak baca novel ini, aku jadi penasaran dengan novel-novel terbitan Penerbit Haru lainnya, lho!

Kamis, 12 Desember 2013

Review: Grey Sunflower

Judul: Grey Sunflower
Pengarang: Ruth Priscilia Angelina
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: September 2010
Halaman: 244

Sinopsis:
Louise, si gadis pecinta bunga matahari, memutuskan melarikan diri ke Belanda untuk membuka lembaran baru setelah kematian cinta pertamanya, Davin. Di sana ia berniat melanjutkan kuliah dan melupakan segala hal yang berhubungan dengan cinta. Tetapi takdir malah mempertemukannya dengan Ben, saudara kembar Davin. Perasaan Louise campur aduk, kenangan akan Davin menariknya kepada Ben.

Namun, seakan hidup Louise belum cukup membingungkan, takdir malah memperumitnya dengan menghadirkan kembali Gerard, pria yang juga pernah mengisi hidupnya dan telah beberapa tahun menghilang.

Dibayangi kenangan dan balutan kebimbangan, bisakah Louise menemukan Bunga Matahari-nya yang sejati?

Review:
Aku nggak akan nulis sinopsis menurutku di reviewnya karena sinopsis di belakang novelnya sudah menjelaskan banget isi novel ini. Eh, sebenernya nggak banget juga, sih.

Yang aku suka dari novel ini adalah covernya. Ya, aku pecinta bunga matahari. Seperti kata Miranda Kerr:

“A rose can never be a sunflower, and a sunflower can never be a rose.All flowers are beautiful in their own way, and that’s like women too. I want to encourage women to embrace their own uniqueness.”


Loh kok, malah bawa-bawa quotes-nya orang lain ya? Hehehe...

Oh iya, aku juga suka cara Ruth menulis. Gaya penulisannya itu membuat aku jatuh cinta. 

Dan aku juga suka banget-bangetan sama Gerard! Di dunia ini ada nggak ya, cowok kayak dia? Ih, mau banget deh punya pacar kayak Gerard.

Sorry nih, review-nya terkesan mau nggak mau, ya? Sebenernya bukan gitu. Aku masih speechless aja baca novel ini. Aku suka jalan ceritanya, aku suka Gerard, dan aku suka endingnya. 

Jumat, 15 November 2013

Review : Blue Romance

Judul : Blue Romance
Pengarang : Sheva
Penerbit : PlotPoint
Terbit : September 2012
Halaman : 214

Sinopsis :
Selamat datang di Blue Romance, sebuah coffee shop yang buka setiap hari, dan mungkin kau lewati hari ini.
Blue Romance menyediakan kopi ternikmat dan sahabat saat kau dituntut untuk terus terjaga. Blue Romance juga punya banyak cerita. Ada kisah jatuh cinta dan patah hati, perpisahan dan pertemuan kembali. Kisah-kisah ini berbalut kafein dan aroma kopi, berderai tawa dan tangis, di sela desis coffee maker.

Seperti Latte, Affogato, Americano dan Espresso, setiap kisah punya kopinya sendiri.

Kisah mana yang cocok dengan kopimu?

"Momen-momen pada kisah ini dimaknai sesuai ragam minuman kopi. Menarik!"
-Sitta Karina, penulis.

Review :
Sudah lama sekali aku pengen punya omnibook ini. Omnibook? Apa itu? Omnibook itu adalah kumpulan cerita yang memiliki benang merah. Apa benang merahnya? Semua cerita yang terdapat dalam buku ini ber-setting di Blue Romance, sebuah coffee shop yang cozy (aku jadi ingin kesana :p). 
  • Rainy Saturday.  Cerita ini menurutku memang sangat pas untuk dijadikan awal omnibook ini. Ceritanya yang ringan, cocok untuk penyuka teenlit seperti aku. 
"Jika berharap terlalu banyak, biasanya hal itu tidak akan terjadi."
  • 1997 - 2002. Menurutku, cerita ini yang paling... hmm... apa ya? Kurang greget gitu, deh. Dan juga setting Blue Romance-nya paling sebentar.
"Kenapa nggak bahasa Prancis? Bukannya dari dulu lo maunya pergi ke Prancis?"

"Yah, gue pikir belajar bahasa Jerman itu bisa jadi jalan.... supaya gue bisa ketemu sama elo, entah gimana, entah dimana di Jerman sana...."
  • Blue Moon. Another cerita selingan yang lumayan laah... Cerita antara ayah dan anak yang terpisah oleh jarak.
"Jika dekat Ayah, aku jadi cengeng.
Tapi jika jauh dari Ayah, aku jadi lebih dari cengeng."
  • A Farewell to A Dream. Ah, cerita yang nyesek. Sad ending :(
"Aku tidak tahu bagaimana caranya agar perasaan kompleks antara sedih dan ikhlas harus dilepaskan."
  • Happy Days. Ceritanya tidak se-happy judulnya. Jangan tertipu!
" 'Should' sounds so dominating. 'Should' sounds like a boss for my wasted life."
  • The Coffee & Cream Book Club. Tentang seorang pria paruh baya yang dapat mengubah jalan pikiran wanita muda.
"Tapi, aku tidak suka jika aku harus dibawa ke masa lalu lagi."
  • A Tale About One Day. Cerita penutup yang mengesankan, walau endingnya so predictable. Tapi aku suka!
"Aku berpikir, apa yang sudah rusak, sebaiknya dihancurkan saja."

Overall, aku suka isi novel ini. Isinya itu menambah pengetahuan kita tentang dunia kopi, film, musik, dan buku. 
Istilah-istilah seperti Affogato, Espresso dan lain-lain beserta penjelasannya membuatku ingin mencoba kopi-kopi itu. 
Beberapa judul film disebutkan disini. Seperti My Blueberry Nights, Before Sunset, dan Eternal Sunshine of The Spotless Mind.
Untuku dunia musik, ada nama-nama yang muncul seperti The Cure, The Smiths, Snow Patrol, Ella Fitzgerald, dan Nat "King" Cole.
Dan penulis-penulis macam Ernest Hemingway, John Green, Sylvia Plath, sampai Pramoedya Ananta Toer juga ada dalam omnibook ini. 

Sabtu, 09 November 2013

Review : Stasiun

Judul : Stasiun
Pengarang : Cynthia Febrina
Penerbit : PlotPoint
Terbit : Mei 2013
Halaman : 167

Sinopsis :
Adinda putus dengan pacarnya. Kini, tak ada lagi Rangga yang biasa mengantar jemput. Tiap pagi Adinda harus naik kereta dari Bogor ke kantornya di Jakarta. Harnya berawal dengan teriakan pedagang asongan, sampah yang bertebaran di peron, para penumpang yang berkeringat dan tergesa, bahkan aksi copet. Masa lalu pun kerap memberatkan langkah.
Ryan "anak kereta" sejati, bersahabat dengan para pedagang kios di sepanjang peron. Bertahun-tahun dia pulang-pergi Bogor-Jakarta naik kereta. Di balik beban kerja yang menyibukkan, ada kesepian yang sulit terobati, apalagi ketika seorang sahabat meninggal.
Tiap pagi mereka menunggu kereta di peron yang kadang berbeda. Tapi jalur yang sama memungkinkan langkah dan hati mereka bertautan. Stasiun jadi saksinya.

Review : 
Novel ini disajikan dengan sudut pandang kedua tokoh utama secara bergantian. Awalnya, memang agak terasa bosan membaca novel ini karena kedua tokoh utama tak kunjung dipertemukan. Mereka hanya membicarakan kehidupan mereka masing-masing. Ya, walaupun begitu, cerita masing-masing tokohnya pun menarik, kok. Mereka berdua banyak menyimpan kesedihan dalam hati dengan alasan yang berbeda.
Aku gregetan banget baca bab Bunga Rampai Rasa! Sumpah! Kayak drama-drama Korea (padahal nggak pernah nonton drama Korea :p). Tapi ya, bolehlah... 
Aku agak nggak ngerti di bab "Bumi Berputar, Kang." Apa aku otak aku aja yang lama loadingnya? Hahaha... Ngerti sih, maksudnya apa. Cuma, aku penasaran aja apa hubungan ayahnya Ryan dengan Tante Wirmo. Apa cuma sahabat? Tapi kok, sebagai sahabat, Tante Wirmo tega hanya ngasih 15 ribu? 
Dan akhirnya, endingnya pun seperti yang sudah aku harapkan. Walau bagian akhirnya terkesan cepat, tapi overall aku suka novel ini. Covernya unik banget, pembatasnya juga! Dan kata-kata yang digunakan sang penulis juga oke banget. Menurutku, novel-novel macam inilah yang aku suka.

Selasa, 28 Mei 2013

(Review) Warna Rindu : Masih Ada Kisah Tentangmu


Judul : Warna Rindu
Pengarang : Adeliany Azfar
Penerbit : Bukune
Terbit : Desember 2012
Halaman : 272

Wengi, dalam bahasa Jawa berarti malam. Ya, Wengi memang seperti malam. 'Gelap dan sepi'. Ia menjadi murung dan penyendiri sejak ditinggal mati kedua orangtuanya. Untungnya, masih ada yang perhatian padanya. Aska, lelaki yang usianya lebih tua setahun darinya. Aska tetangga sebelah rumah Wengi sekaligus sahabat Wengi sejak kecil. Aska selalu mencari tahu bagaimana cara agar ia bisa membuat Wengi kembali ceria. Ternyata, rahasianya ada pada permen kapas. Wengi kembali tersenyum ketika Aska membawakannya permen kapas. Sejak saat itu, Aska selalu membawa permen kapas ke rumah Wengi setiap hari. Aska memang seperti kakak yang sangat menyayangi dan melindungi adiknya. Namun, perhatian Aska diartikan berbeda oleh Wengi. Wengi menaruh rasa pada Aska. Ia tidak akan pernah menyatakan perasaannya karena Aska telah mempunyai kekasih, Sadina. 
Suatu hari, Sadina dilanda rasa cemburu yang amat sangat karena melihat kedekatan Wengi dengan Aska. Akhirnya Sadina menyuruh Aska untuk memilih diantara dirinya dan Wengi. Aska pun memilih Sadina. Sejak itu, hubungan Aska dan Wengi merenggang. Mereka menjauh, tidak pernah bertegur sapa lagi.
Saat Wengi sudah masuk kuliah, ia merubah dirinya menjadi ceria lagi seperti waktu sebelum orangtuanya meninggal. Ia jadi sering bepergian keluar sendiri, berdandan, dsb. Di suatu kafe, saat Wengi sedang menulis, datang seorang lelaki bernama Toska. Toska adalah lelaki periang yang dapat membuat Wengi tertawa lepas. Lalu, apakah Wengi masih tetap menyimpan perasaannya pada Aska? Atau ia malah berpaling ke Toska? Lebih lanjutnya, silahkan baca novel ini.

Saya sangat menyukai novel ini. Pertama, covernya cerah dan catchy. Kedua, saya suka dengan gaya bahasa yang agak baku yang digunakan dalam novel ini. Ketiga, saya suka endingnya. Tapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, bagaimana Wengi bisa membiayai kebutuhan hidupnya sehari-hari? Di dalam novel ini tidak dijelaskan dan bahkan, Wengi memiliki pembantu rumah tangga. Kedua, tokoh Sadina yang awalnya digambarkan seperti putri keraton, namun di pertengahan menjadi jahat, lalu kembali baik di akhir. Hanya itu saja, sih. Saya sangat merekomendasikan novel ini.

Senin, 27 Mei 2013

(Review) Aisyah Putri : My Pinky Moments


 Judul  Aisyah Putri : My Pinky Momets
Pengarang : Asma Nadia
Penerbit : Lingkar Pena 
Terbit : Februari 2006
Halaman : 180

Aisyah Putri tidak mengerti apa pentingnya hari valentine. Mengapa keempat abangnya lebih mementingkan kado-kado untuk pacar mereka masing-masing dibandingkan dirinya? Mall-mall pun juga mendekor dan memajang pernak-pernik berwarna pink, warna khas hari kasih sayang tersebut. Bahkan, teman-temannya pun ikut heboh menyambut hari valentine. Apakah Puput, panggilan Aisyah Putri, tetap teguh pada pendiriannya yang sangat membenci hari valentine disaat Don, salah satu idola sekolah, mengajaknya pergi ke pesta valentine? Pada akhirnya, saat hari valentine itu tiba, ada suatu kejadian yang mencengangkan datang dari salah satu sahabatnya. Keempat abang Puput pun membatalkan acara valentine mereka dengan pacar mereka masing-masing untuk membantu adiknya, karena adiknya sedang berada dalam keadaan yang sangat berbahaya dengan sahabat-sahabatnya. 

Novel ini lucu, menarik, dan saya suka konfliknya. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari novel ini, termasuk sejarah hari valentine yang seharusnya tidak boleh diikuti oleh umat Islam. 

Jumat, 24 Mei 2013

(Review) Ketika : Saat Cinta Bersilangan


Judul : Ketika : Saat Cinta Bersilangan
Pengarang : Aiman Bagea
Penerbit : Bukune
Terbit : Mei 2012
Halaman : 312

Naira yang suka melukis bersahabat dengan Diba yang suka menulis. Mereka mengejar mimpi mereka masing-masing. Sampai suatu hari, Diba cerita bahwa ia sedang jatuh cinta untuk yang pertama kali. Nama lelaki yang Diba suka adalah Rul. Ia dan lelaki itu satu kampus. Sama seperti Diba, Naira pun merasakan jatuh cinta yang pertama kali dengan lelaki yang ia temui di pameran lukisan, Aji. Awal pertemuan, mereka sempat bersitegang karena berbeda pendapat tentang sebuah lukisan. Lama kelamaan, Naira pun semakin dekat dengan Aji. Aji juga membantu Naira untuk meraih mimpinya menjadi seorang pelukis. Naira semakin terpikat pada Aji, begitupun sebaliknya. Mereka berdua saling mencintai. Akhirnya, pernyataan itu pun tersampaikan. Mereka menjadi sepasang kekasih. Sementara itu, hubungan Diba dan Rul tidak semulus hubungan Naira dan Aji. Diba patah hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Sampai akhirnya, mereka menyadari ada sesuatu yang salah dalam kisah mereka. 

Sebenarnya, inti cerita ini sudah sering diangkat sinetron atau ftv dan terkesan klise. Namun, tetap saja sang penulis bisa mengaduk-aduk perasaan saya. Saya sangat suka dengan bahasa puitis yang banyak digunakan di novel ini walaupun kadang butuh waktu untuk memahaminya. Dan menurut saya endingnya sudah pas. Mau tahu bagaimana endingnya? Baca saja novel ini.