Judul : Tabula Rasa
Pengarang : Ratih Kumala
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : September 2014 (Cetakan I edisi
cover baru)
Halaman : 192
Harga : Rp. 58.000,-
ISBN : 978-602-03-0946-0
Pada
awal novel ini, kita akan dibawa kembali ke tahun 1990 saat Galih masih kuliah
di Moskwa dan jatuh cinta pada gadis berkewarganegaraan tersebut bernama
Krasnaya yang suka melukis. Hari-hari Galih di Moskwa semakin berwarna sejak
hadirnya Krasnaya. Sayangnya, saat itu Moskwa mengalami gonjang-ganjing
sehingga negara tersebut memulangkan orang-orang yang bukan warga negaranya,
termasuk Galih. Mereka berdua pun terpisah.
Lalu,
kita dibawa menyelami pikiran Raras melalui sudut pandangnya. Dulu, Raras
mempunyai seorang sahabat perempuan bernama Violet, atau biasa ia panggil Vi.
Sayangnya, Vi adalah pecandu narkoba dan sempat mendekam di pusat rehabilitasi.
Raras selalu menemani Vi dan menyemangati Vi agar ia bisa sembuh.
Pada
tahun 2001, Galih dan Raras bertemu dan mereka saling jatuh cinta walaupun
Galih adalah dosen Raras, walaupun ia tak pernah mengajarnya secara langsung.
Ratih
Kumala mengemas novel sastra yang terbit pertama kali tahun 2004 ini dengan
sangat apik. Apalagi dengan latar di Moskwa yang saat itu sedang berbahaya,
topik utama cinta yang dibumbui oleh realitas kehidupan ditulis dengan sangat
apik. Membaca novel ini awalnya mungkin agak terasa seperti teenlit, namun setelah kita menggali
lebih dalam, Ratih mengangkat tema yang cerdas. Tak heran, novel ini mendapat
nomor kemenangan di Sayembara Menulis Novel 2003 yang diselenggarakan oleh
Dewan Kesenian Jakarta. Budi Darma, Maman S. Mahayana, dan Puthut EA juga turut
memberikan pujian di cover belakang novel ini. Hanya, agak terganggu dengan
terjemahan yang tidak perlu seperti, “Still
wanna see that old grandpa there or not? Masih mau lihat ‘kakek’ nggak?”
(Hal. 4)
TEBAK SECRET SANTAA!

Sebelumnya, aku ingin mengucapkan mohon maaf yang sebenar-benarnya karena baru review sekarang. Hiks.. hiks... Udah lama postingnya, dan aku benar-benar nggak tahu siapa Santa-ku yang baik hati :( huhuhu... Maafkan aku ya, Santakuu