Pages

Sabtu, 14 Desember 2013

Review: Halo, Aku Dalam Novel

Judul: Halo, Aku Dalam Novel
Pengarang: Nuril Basri
Penerbit: GagasMedia
Terbit: 2009
Halaman: 301

Sinopsis:
Saya hanya ingin menjadi seorang penulis.Tidak lebih dari itu. Saya tidak peduli orang mau bilang apa. Tidak peduli kepada orang lain adalah peraturan pertama dalam hidup saya, termasuk apa yang mereka katakan.

Tokoh utama dalam tulisan saya, yang jelas, dia tidak boleh cantik. Cih! Saya benci orang-orang cantik karena mereka biasanya tolol. Saya akan membuatnya sangat jelek. Jelek sekali. Tidak punya teman, sendirian. Mungkin, gagu.

-----

Pram, seorang mahasiswa Indonesia yang tinggal di sebuah asrama di Oregon. Dia senang dengan kesendiriannya meski mahasiswa-mahasiswa lain menganggapnya aneh. Pram senang sekali menulis, menciptakan tokoh-tokoh dalam tulisannya. Hingga suatu hari, tokoh-tokoh itu mulai menguasainya, masuk dalam kehidupan Pram. Hal-hal aneh terjadi dan tak satu pun orang percaya padanya.

Batas antara khayalan dan kenyataan perlahan-lahan menghilang. Apakah kau termasuk yang tidak percaya bahwa fiksi bisa menciptakan realitasnya sendiri?

Review:
Siapa yang tidak penasaran setelah membaca sinopsis tersebut di bagian belakang novel tersebut? (Apa cuma aku?) Ya, novel ini sempat aku idam-idamkan sejak dulu karena sinopsisnya itu. Sudah satu tahun, mungkin. (Serius!) Dan untungnya, aku tidak membeli novel ini! Hahaha *ketawa puas* Ya, aku dapat novel ini saat bookswap di IRF (Oke, aku kemarin emang ke IRF tapi nggak ke stand BBI. Maaf, maaf bangeet... Soalnya aku buru-buru. Jadi cuma bisa ikut bookswap sama bookwar yang pertama itu.)

Kembali lagi ke novel yang menceritakan tentang Pram ini. Mahasiswa Indonesia ini kuliah di Oregon hanya karena orangtuanya saja. Dia bahkan tidak suka kuliah, tidak suka belajar. Sering bergonta-ganti jurusan. Dan dia selalu memandang sinis orang lain. Aku nggak habis pikir apakah orang seperti ini benar-benar ada? Aku memang kadang juga suka memandang orang lain dengan sinis, tapi setidaknya aku juga tetap melihat sisi baik dari orang tersebut, lah.

Nah, yang aku bingung, kenapa si Pram ini, dengan sifat yang sinis, jutek, dan menyebalkan itu, punya pacar? Ada ya, orang yang tahan dengan sifatnya? Lalu, saat e-mail pacarnya dibalas dengan kata-kata yang tidak enak dilihat. Ih, kalau ada cowok seperti itu mah, langsung aku abaikan saja.

Lalu, Pram mulai menulis novel dengan tokoh utama yang bernama Halo. Halo ini seburuk-buruknya manusia, deh. (Maaf.) Tapi memang benar. Tubuhnya kurus; sampai tulang belulangnya menonjol, rambutnya bisa mengeluarkan kecoak (ih!), bibirnya sumbing, tidak punya teman, keluarganya tidak peduli padanya. Pram jahat sekali ya, menciptakan tokoh seperti itu?

Singkat cerita, ya, tokoh-tokoh dalam novelnya mulai masuk ke dalam dunianya. Lebih tepatnya, Pram sendiri yang senang berkhayal. Ya, itu semua hanya khayalannya. (Ya iyalaaah...)

Pokoknya, setelah selesai membaca novel ini, aku mengucapkan alhamdulillah... Ide ceritanya sih, menarik. Sinopsisnya memang tidak menipu. Tapi, menurutku, lebih baik novel ini diperpanjang, deh. Karena pembaca tidak diberi tahu mengapa Pram bisa bersikap sinis seperti itu. Mengapa Pram tidak pernah mau memberi kabar ke ibunya? Mengapa Pram begitu jahat pada Tya, pacarnya? Dan masih banyak lagi. Mungkin Nuril Basri sama seperti Pram, yang bingung menentukan bagaimana ending novelnya. IMO :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar